Sabtu, Oktober 10, 2009

Bila alam sudah tak lagi ramah,,,,,,, ahhhh...................

Udah berapa hari males mau ngeblog, gk tau apa yang mau di tuangkan dalam blog,,, padahal sebenarnya begitu banyak yang bisa dituangkan di blog, misalnya seputar gempa di padang dan jambi, aku hanya bisa berdoa untuk mereka yang tertimpa bencana, semoga para korban bencana gempa di beri ketabahan dan kekuatan selalu dalam menjalani semua cobaannya juga semangat untuk tetap melakukan aktifitasnya demi mambangun kembali apa yang telah di hancurkan oleh gempa,, semoga bencana itu membuat mata hati kita untuk selalu terbuka dan kesadaran kita terjaga agar kita jangan pernah lupa akan kasihNya dan selalu dekat kepadaNya agar di beri perlindungan...

Bencana gempa di Padang dan Jambi beberapa hari yang lalu juga menarik perhatian dunia dan membuat negara luar ikut prihatin dan memberi kan bantuan berupa materi, dana juga tenaga.
Ingin rasanya saya juga ikut terjun menjadi relawan dan membantu saudara saudara kita yang tertimpa bencana di sana, tapi gk tau gimana caranya, hehe,,, yah cuma bisa berdoa dan mengirimkan sedikit sumbangan yang mungkin tidak berarti apa apa,, tapi mudah mudahan di sertai keiklasan semua akan menjadi bermakna..

Tidak mudah menghilangkan perasaan trauma akibat gempa, apalagi sampai merasakan sendiri sanak keluarga sendiri, suami, istri, anak, sudara saudara jauh ataupun dekat, teman teman, orang yang kita kasihi,, atau para korban itu sendiri.. Saya dapat merasakan persaaan duka yang sangat mendalam dan trauma yang selalu menghantui, karena saya pernah mengalaminya, syukur saya hanya pernah mengalami goncangan gempa saja, tapi itupun sudah sangat menakutkan dan memerlukan waktu yang lama bertahun tahun baru bisa menyesuaikan dengan keadaan. ' Saat itu saya dan suami (ah sebenarnya malas menyebut kata SUAMI, uh,,,) sedang berada di Taiwan, menjadi TKI di sebuah perusahaan tekstil terbesar di taiwan. Karena suami istri bekerja di satu perusahaan maka perusahaan memberi perlakuan khusus untuk para suami istri baik untuk tenga kerja dari luar ataupun untuk tenaga kerja yang dari negara Taiwan sendiri. Untuk perlakuan khusus pada TKI adalah perusahaan menanggung separuh biayaya sewa apartemen tidak terbatas di manapun letak lokasinya. (Dan kami memilih sebuah komplek yang tak jauh dari lokasi tempat perusahaan biar muda bagi kami untuk berangkat kerja agar tidak terlambat) Di Kawasan komplek berdiri banyak apartemen rata rata berlantai tujuh paling tinggi 7 dan kami tinggal di sebuah apartemen di lantai 4. masing masing apartemen ada fasilitas lift di dalamnya, kami sangat senang tingal di apartemen itu karena selain kami merasa bagai di rumah sendiri, dan bebas melakukan apa saja, berkumpul memasak sesuka kami, dll (enaknya lagi kadang kami lupa untuk mengunci pintu apartemen bahkan kadang tidur sampai lupa mengunci pintu tidak pernah kami kehilangan barang atau kemasukan maling, emang baik ya para penduduk taiwan, jarang ada yang mau maling kecila-kecil gitu, adanya sech maling gk nangung2 maling toko mas, rampok bank, gitu, klu yang tangung tangung mah le laut aja, paling yang maling tanggung tanggung itu malingnya dari TKI sendiri hehehe,,,)beda dengan di mess perusahaan yang letaknya di areal perusahaan dan di jaga ketat satpam 24 jam, perempuan dan laki laki tidak boleh bergabung di dalam mess, bila ketauan akan di beri hukuman.. hehe tapi kadang ada satpam yang baik yang memperbolehkan teman perempuan atau pacar atau istri, menjenguk suaminya, karena ada juga yang bertahan tinggal di mess perusahaan di karenakan lebih hemat, listrik, ac, air, semua gratis. Tapi peraturan yang keras di berlakukan untuk laki laki, dilarang keras datang ke tempat mess perempuan. Kembali ke kompleks apartemen di lantai 4, waktu itu terjadi di bulan September 1999, (gempa berkekuatan 7,6 skala Richter ini membunuh lebih dari 2400 orang). Kami di kejutkan dengan bangunan apartemen kami bergoyang goyang seperti sedang berada di dalam kapal yang berombak sedang,, lama lama semakin kuat bergoyang, menyadari sedang terjadi gempa dan mendengar orang orang pada berlarian keluar akhirnya kami juga ikut berlarian kelaur dengan terhuyung menaiki tangga, karena lift penuh di sesaki orang yang turun. tak mau menunggu lama kami menuruni tangga dengan terhuyung huyung. Sampai di halamana lapangan aku melihat banyak menangis, ada yang berdoa, aku dan suami juga beberapa teman seperusahaan yang juga tinggal sekomplek merasa ketakutan setengah mati. Waktu itu terjadi di bulan September 1999, gempa berkekuatan 7,6 skala Richter ini membunuh lebih dari 2400 orang . (yang pasti kala itu pusat gempa yang berada beberapa kota dari tempat kami tinggal, tidak menyebabkan bangunan komplek apartemen kami menjadi runtuh, bangunan2 di taiwan sepertinya di rancang untuk tahan terhadap gempa, spertinya dalam hal bangunan kontruksinya sepertinya sangat sangat di perhatikan mengingat hal itu menyangkut nyawa manusia. Tapi tentunya tidak dengan bangunan di pusat gempa.) Tetapi biar bangunan komplek apartemen kami tidak runtuh, kami sangat ketakutan dan tidak berani melajutkan tidur didalam apartemen, aku suami dan teman teman memilih tetap berada di luar walau angin berhembus sangat keras dan dingin karena sudah memasukin musim dingin. kami pertahankan untuk tetep tidur di luar di dalam gajebo yang ada di tengah tengah taman komplek dengan di temani nyamuk nyamuk musim dingin'.

Parahnya perasaan trauma itu terasa, pada saat tidur, bila ada yang bergerak dari t4 tidur maka akan seperti sedang mengalami gempa,, padahal gerkan membalikkan tubuh atau gerakan yang lain yang kecil akan terasa seperti gempa. Hal yang sama pasti akan di rasakan oleh para korban gempa saat ini di Padang dan jambi.. maka saya bisa merasakan perasaan ketakutan mereka, trauma, juga kesedihan kehilangan sanak saudara juga harta beda. Marilah teman teman kita berdoa untuk para korban agar di berikan ketabahan, kesabaran, dan kekuatan semangat untuk kembali membangun, memulai hidup dan kehidupan mereka kembali seperti sedia kala, walaupun tentunya tidak sama dgn yang seperti dulu di karena telah banyak yang hilang dan terenggut nyawa akibat gempa itu, semoga para korban tetap semangat, dan selalu bersyukur dan lebih kembali dengan ihklas dekat kepadaNya. Karena Bencana bukan hanya terjadi di Padang dan Jambi saja, beberapa waktu yang lalu terjadi tsunami di Amerika sana, banjir di India, Philiphina, angin topan di Taiwan, China. jadi kita jangan berkecil hati merasa Tuhan tidak sayang kepada kita. Sepertinya usia bumi sudah sangat tua. Maka dengan lebih dekat kepadaNya semoga kita di hindarkan dari bencana dan marabahaya.

Ini saya posting beberapa gambar terkait dengan gempa di Padang yang saya ambil dari berbagai sumber di google,, hehehe habisnya saya gk terjun langsung ke Padang sech..





































Tidak ada komentar:

Posting Komentar